Menelaah Struktur Dan Kebahasaan Pada Puisi Rakyat
Struktur teks Bagian-bagian sebuah teks yang mencirikan suatu teks. Aspek kebahasaan merupakan sarana dalam berkomunikasi atau berinteraksi satu individu dengan individu lainnya atau suatu kelompok dengan kelompok lainnya, untuk memberikan atau mendapatkan suatu informasi
Puisi Rakyat yakni kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang menurut mantra, ada yang menurut panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya menurut irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat yakni puisi usang yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Indonesia. Berikut ini yakni telaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat.
1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun
2. Menelaah Struktur Pantun
Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek-aspek yang dimaksud mirip kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat larangan.
Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Bacalah pantun berikut!
Contoh telaah
3. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam
Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat
Bacalah gurindam berikut!
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi
Agar kau tidak hidup dalam penyesalan
Karena kau tidak akan kembali muda
Masa depan teruslah kau pacu
Untuk mencapai semua harapan
Hilanglah semua bentuk maksiat
Bekerjalah lebih dari rata-rata
Hidupnya tidak akan bertahan
Tanda dirinya berhati cantik
Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan mirip teladan berikut! Contoh menelaah gurindam
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi
Contoh Telaah
4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair
Hai muda pandai budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Contoh Telaah
Puisi Rakyat yakni kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang menurut mantra, ada yang menurut panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya menurut irama. Puisi rakyat berisi nilai-nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat yakni puisi usang yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Indonesia. Berikut ini yakni telaah struktur dan kebahasaan pada puisi rakyat.
1. Menelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun
Pola 1 | Pola 2 |
---|---|
Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak sanggup mencapai semua harapan. | Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kau mempunyai cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara. |
Pola 3 | Pola 4 |
Membeli buku di tempat pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu | Beli masi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat |
Pola 5 | Pola 6 |
Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga semoga lestari | Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara |
2. Menelaah Struktur Pantun
Ada beberapa aspek yang perlu dipahami untuk memudahkan kita dalam pemahaman struktur kebahasaan pada puisi rakyat tersebut. Aspek-aspek yang dimaksud mirip kalimat perintah,kalimat ajakan, kalimat seru,dan kalimat larangan.
- Kalimat Perintah. Kalimat perintah yakni kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya
- Kalimat saran. Kalimat saran yakni kalimat yang berisi perihal saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya). Contoh: Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat
- Kalimat ajakan. Kalimat undangan yakni kalimat yang berisi undangan kepada orang lain untuk melaksanakan suatu perbuatan (ayo dan mari). Contoh: Marilah kita jaga semoga lestari
- Kalimat seru Kalimat seru yakni kalimat yang mengungkapkan rasa hati, mirip kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main). Contoh: Alangkah indahnya alam Indonesia ini. Wahai, perjaka Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.
- Kalimat larangan. Kalimat larangan yakni kalimat yang berisi larangan semoga orang lain tidak melaksanakan aktivitas (jangan, hidari). Contoh: Janganlah berprasangka jelek kepada sesama
Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
- Kalimat tunggal yakni kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat. Contoh Pagi-pagi saya sarapan.
- Kalimat majemuk. Kalimat beragam yakni kalimat yang mempunyai lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat beragam terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.
- Kalimat beragam bertingkat yakni kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
- Kalimat beragam hubungan syarat. Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan Contoh : Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.
- Kalimat beragam hubungan tujuan. Ditandai dengan : agar, supaya, biar. Contoh : Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah perjaka rajin belajar.
- Kalimat beragam konsensip. Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh : Walaupun berguru banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan.
- Kalimat beragam hubungan penyebaban. Ditandai dengan : sebab, karena, oleh lantaran Contoh : Hari ini saya bersedih lantaran berpisah dengan sahabat. Hari ini saya bersedih lantaran berpisah dengan orang terkasih.
- Kalimat beragam hubungan perbandingan. Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh : Belajar di waktu kecil mirip melukis di atas batu.
- Kalimat beragam hubungan akibat. Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka Contoh : Dian berguru begitu keras sehingga sanggup memenangi olimpiade itu.
- Kalimat beragam hubungan cara. Contoh : Dengan cara menjual koran, ia mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.
Bacalah pantun berikut!
Ambillah kapas menjadi benang
Ambillah benang menjadi kain
Kalau kau ingin dikenang
Berbuat sepakat dengan orang lain
Contoh telaah
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/ isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, pantun larik 1 dan larik 2 memakai kalimat perintah. Larik satu dan larik 2 merupakan kalimat bangun sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.
Pola 1 | Telaah |
---|---|
Buanglah sampah pada tempatnya, Jangan membuang di tengah jalan; Kalau kita tidak mau bertanya, Tidak sanggup mencapai semua harapan. | Struktur pantun diatas terdapat 2 larik sampiran dan 2 larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan sampiran,sedangkan larik 3 dan 4 merupakan isi. Bersajak akhiran a-b-a-b. Pantun larik pertama (buanglah) merupakan kalimat perintah Pantun larik kedua merupakan kalimat larangan (jangan). Pantun larik ketiga merupakan kata penghubung syarat (kalau). Sedangkan pada larik keempat merupakan akhir /jawaban dari larik ketiga. |
Pola 2 | Telaah |
Penghasil batik di Yogyakarta, Penghasil ulos Sumatera Utara; Kalau kau mempunyai cita-cita, Hendaklah mau sedikit sengsara | Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi. Larik 1 dan 2 merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan 4. Makna/isi pada larik 1 dan 2 dengan larik 3 dan 4 tidak berhubungan. Pantun tersebut bersajak a-a-a-a. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat info dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan syarat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk |
Pola 3 | Telaah |
Membeli buku di tempat pecinan Membeli buku lebih dari satu Janganlah menunda pekerjaan Hindari menyia-nyiakan waktu | Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1 dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat info dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat larangan dengan pola hubungan cara. |
Pola 4 | Telaah |
Beli nasi ke tempat Mbak Lulu Beli pensil ke toko Cak Mamat Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat | Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1 dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat info dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan hubungan akibat. |
Pola 5 | Telaah |
Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia Bunga unik tanpa duri Alangkah indahnya alam Indonesia Marilah kita jaga semoga lestari | Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1 dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat info dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat seru (alangkah) dan kalimat undangan (marilah). |
Pola 6 | Telaah |
Fatamorgana ternyata semu Namun indahnya tiada terkira Patuhilah selalu nasihat ibumu Agar hidupmu tidak sengsara | Penyajian pantun dengan dua larik sampiran ( 1 dan 2) dan dua larik isi ( 3 dan 4 ). Makna isi pada larik sampiran dan larik isi tidak berhubungan. Pantun bersajak a-b-a-b. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan larik 1 dan 2 merupakan kalimat info dan pada larik 3 dan 4 merupakan kalimat perintah (patuhilah) dengan hubungan akibat. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk |
3. Menelaah Struktur dan Bahasa Gurindam
Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat
- Kata penghubung tujuan. Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud
- dan tujuan suatu program atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).
- Kata penghubung lantaran (kausal). Menjelaskan bahwa suatu insiden atau tindakan terjadi atas lantaran tertentu (sebab, lantaran itu, karena, dan oleh lantaran itu).
- Kata penghubung akibat. Konjungsi yang menggambarkan suatu insiden atau tindakan terjadi atas lantaran insiden lain. Konjungsi yang digunakan yakni sehingga, sampai, dan akibatnya.
- Kata penghubung syarat. Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan yakni jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
Bacalah gurindam berikut!
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi
Dengan orang bau tanah jangan pernah melawanJagalah hati jagalah lisan
Kalau tidak mau hidup berantakan
Agar kau tidak hidup dalam penyesalan
Sayangilah orang bau tanah dengan sepenuh hatiBelajar janganlah ditunda-tunda
Itulah cara menandakan bakti
Karena kau tidak akan kembali muda
Jika kau terus menundaMasa kemudian biarlah berlalu
Hilanglah sudah kesempatan berharga
Masa depan teruslah kau pacu
Lestarikan alam kitaBelajarlah demi masa depan
sebelum alam menjadi murka
Untuk mencapai semua harapan
Apabila mata terjagaApabila ekspresi terkunci rapat
Hilanglah semua dahaga
Hilanglah semua bentuk maksiat
Apabila tangan tidak terikat rapatJika hendak menggapai cita-cita
Hilanglah semua nalar sehat
Bekerjalah lebih dari rata-rata
Jika hendak hidup bahagiaBarang siapa tidak takut tuhan
Jangan penah melaksanakan perbuatan sia-sia
Hidupnya tidak akan bertahan
Apabila dengki sudah merasuki hatiApabila hidup selalu berbuat baik
Tak akan pernah hilang hingga nanti
Tanda dirinya berhati cantik
Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan mirip teladan berikut! Contoh menelaah gurindam
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi
Contoh Telaah
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (larik 1 apabila ...) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan.
Gurindam 2 | Telaah |
---|---|
Dengan orang bau tanah jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat semoga terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (kalau) dan pada larik 2 keadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 3 | Telaah |
Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan tujuan dari keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan tujuan (agar) dan pada larik 2 yakni tujuan |
Gurindam 4 | Telaah |
Sayangilah orang bau tanah dengan sepenuh hati Itulah cara menandakan bakti | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 5 | Telaah |
Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kau tidak akan kembali muda | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan lantaran terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat (karena) larik 1 yakni lantaran dan larik 2 yakni akibat. |
Gurindam 6 | Telaah |
Jika kau terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (jika) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 7 | Telaah |
Masa kemudian biarlah berlalu Masa depan teruslah kau pacu | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 8 | Telaah |
Lestarikan alam kita sebelum alam menjadi murka | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan lantaran terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 yakni lantaran dan larik 2 yakni akibat. |
Gurindam 9 | Telaah |
Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 2 merupakan target terjadinya dari larik 1. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan target (untuk) larik 2 yakni target dari larik 1. |
Gurindam 10 | Telaah |
Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 11 | Telaah |
Apabila ekspresi terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 12 | Telaah |
Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua nalar sehat | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 13 | Telaah |
Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (jika) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 14 | Telaah |
Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melaksanakan perbuatan sia-sia | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (jika) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 15 | Telaah |
Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan lantaran terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan sebab-akibat larik 1 yakni lantaran dan larik 2 yakni akibat |
Gurindam 16 | Telaah |
Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
Gurindam 17 | Telaah |
Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik | Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut memakai kalimat dengan pola hubungan syarat (apabila) dan pada larik 2 kondisi/ keaadaan kalau syarat dilakukan. |
4. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair
SyairContoh
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah bahtera tamsil hidupmu
Tiadalah berapa usang hidupmu
Ke alam abadi jua infinit hidupmu
Hai muda pandai budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Hai muda pandai budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Contoh Telaah
Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 memakai kalimat untuk menyapa ( memakai kata seru Hai ....) Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akhir yang akan ditemui kalau melaksanakan apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata yang digunakan pada syair tersebut merupakan kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.
Bait 1 | Telaah |
---|---|
Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu | Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1, 2, dan 3 memakai kalimat perintah ( Perteguh....). Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan tujuan yang akan ditemui kalau melaksanakan apa yang diperintahkan pada larik 1, 2 dan 3. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. |
Bait 2 | Telaah |
Wahai muda, kenali dirimu Ialah bahtera tamsil hidupmu Tiadalah berapa usang hidupmu Ke alam abadi jua infinit hidupmu | Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a). Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 memakai kalimat untuk menyapa ( memakai kata seru Wahai ....) Larik larik 2 dan 3 merupakan kalimat perintah kepada generasi muda yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan tujusn yang akan ditemui kalau melaksanakan apa yang diperintahkan pada larik 2 dan 3. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam. |
Tidak ada komentar untuk "Menelaah Struktur Dan Kebahasaan Pada Puisi Rakyat"
Posting Komentar