Perkembangan Kelompok Sosial Dalam Masyarakat

Kelompok sosial bukan merupakan kelompok yang statis. Setiap kelompok sosial akan mengalami perubahan dan perkembangan. Unsur-unsur yang sanggup memengaruhi proses reformasi dalam kelompok ada yang berasal dari luar dan ada yang berasal dari dalam.

Pengaruh dari luar yang sanggup menyebabkan terjadinya perubahan pada kelompok sosial contohnya masuknya unsur-unsur gres yang berasal dari kelompok lain, adanya konflik dengan pihak luar baik
individu maupun kelompok. Sedangkan adanya perubahan struktur dalam kelompok dan terjadinya konflik antara individu-individu di dalam kelompok merupakan faktor dari dalam yang sanggup memengaruhi perubahan kelompok sosial.

Atas dasar perjalanan dan proses yang terjadi dalam kekerabatan yang terjadi antarkelompok sanggup diidentifikasi banyak sekali pola hubungan. Kontak atau kekerabatan antarkelompok sering diikuti oleh proses diskriminasi, dominasi, akulturasi, pluralisme, atau integrasi.

1. Diskriminasi
Menurut Kinloch kelompok lebih banyak didominasi diartikan sebagai suatu kelompok yang menganggap dirinya normal, sedangkan kelompok lain ( kelompok minoritas) dianggap tidak normal, sehingga mereka (kelompok minoritas) cenderung mengalami eksploitasi dan diskriminasi. Diskriminasi ialah perlakuan berbeda terhadap orang yang masuk dalam kategori tertentu.  Perlakuan diskriminasi antarkelompok dalam masyarakat yang sering kita jumpai adalah:

a. Rasisme
Rasisme merupakan suatu ideologi. yang lebih didasarkan pada upaya-upaya penegasan dan pembedaan ras. Rasisme sanggup diartikan sebagai paham yang memandang rendah terhadap ras lain di luar rasnya sendiri. Sehingga ideologi ini membenarkan adanya sikap diskriminasi terhadap anggota kelompok ras lain. Bentuk kasatmata dari rasisme ini ialah rasialisme. Misalnya pembedaan perlakuan terhadap orang-orang kulit gelap yang dilakukan oleh orang-orang kulit putih.

b. Sekisme
Sekisme sanggup diartikan sebagai diskriminasi dari pria terhadap perempuan. Dalam hal kecerdasan dan kekuatan fisik pria dianggap lebih tinggi daripada perempuan.  Misalnya dalam masyarakat kita masih dijumpai orang renta yang lebih mengutamakan pendidikan formal bagi anak pria daripada anak perempuan.

Bentuk perlakuan diskrimininasi yang dialami oleh sebagian kelompok sosial dalam masyarakat sanggup berasal dari prasangka dan stereotipe dari kelompok lain.
  1. Prasangka merupakan dugaan yang tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman atau bukti yang cukup memadai. Adanya prasangka berawal dari adanya aksi alasannya ialah usahanya untuk memperoleh kekuasaan dihalangi atau dihambat oleh kelompok lain, sehingga ia lalu mengkambinghitamkan kelompok tersebut.  Misalnya pandangan pria yang cenderung menganggap wanita ialah makhluk yang hanya mengandalkan emosi dan kurang rasional. Pandangan orang kulit putih yang mengangap orang kulit gelap tidak tahu diri dan tidak bertatakrama, dan lain-lain.
  2. Stereotipe merupakan suatu konsep yang akrab kaitannya dengan konsep prasangka. Orang yang menganut stereotipe mengenai kelompok lain. Menurut Kornblum stereotipe dianggap sebagai gambaran yang kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran gambaran tersebut.  Misalnya stereotipee yang berkembang dalam masyarakat yang memandang kelompok yang berada pada lapisan bawah masyarakat bersifat malas, tanpa tanggung jawab, tidak berambisi, bodoh, malas, dan tidak sanggup menahan diri.

2. Dominasi
Dominasi ialah sikap yang ditunjukkan dengan menguasai kelompok lain. Dominasi berkaitan dengan adanya kelompok lebih banyak didominasi dan minoritas. Adanya kelompok lebih banyak didominasi biasanya diukur menurut pada jumlah (besarnya) anggota dan kekuatan suatu kelompok. Dengan unsur-unsur tersebut akan memudahkan kelompok lebih banyak didominasi dalam menguasai kelompok minoritas.

Menurut Kornblum ada 4 (empat) macam kemungkinan proses yang sanggup terjadi dalam suatu kekerabatan antarkelompok yang didasarkan adanya dominasi, yaitu pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota suatu kelompok, pengusiran, segresi, dan asimilasi. Misalnya bentrokan antarkelompok yang diwarnai pembunuhan dan pembakaran daerah hunian telah menyebabkan terjadinya gelombang pengungsian sejumlah besar warga kelompok imigran (pendatang) asal Madura dari kabupaten Sambas.

3. Akulturasi
Akulturasi ialah berbaurnya unsur-unsur dua kelompok atau lebih tanpa menghilangkan unsur-unsur orisinil atau kepribadian kelompok tersebut. Akulturasi antarkelompok sanggup terjadi manakala unsur-unsur dalam kelompok tersebut bertemu dan saling berbaur dan berpadu. Biasanya kelompok-kelompok yang berakulturasi ialah kelompok-kelompok yang posisinya relatif sama.

Proses Akulturasi antarkelompok yang berjalan dengan baik sanggup menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kelompok absurd dengan unsurunsur kelompoknya sendiri. Dengan demikian unur-unsur tersebut tidak lagi dianggap sebagai unsur asing, tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kelompok sendiri.

Masjid Kudus merupakan pola akulturasi dalam bidang seni bangunan (arsitektur) yang memadukan antara unsur Islam dan Hindu.

4. Pluralisme
Pluralisme ialah paham yang menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat dan memperbolehkan kelompok-kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap memelihara keunikan budayanya masing-masing.
Kelompok sosial bukan merupakan kelompok yang statis Perkembangan Kelompok Sosial dalam Masyarakat
Contoh pluralisme di indonesia contohnya keragaman etnik/suku bangsa yang ada di Indonesia dengan
banyak sekali macam kebudayaan yang dimilikinya. Masing-masing etnis tersebut tetap menjaga dan melestarikan kebudayaannya sendiri sebagai ciri dari suku bangsa tersebut dan membedakannya dengan suku bangsa yang lain, walaupun demikian masing-masing suku bangsa tersebut memiliki
kedudukan aturan yang sama di dalam negara Indonesia dan tidak ada pembedaan di antara suku-suku tersebut, menyerupai masyarakat Jawa yang menganut sistem patrilinieal dan masyarakat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal.

5. Integrasi 
Integrasi merupakan pola yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat. Hak dan kewajiban yang terkait dengan ras seseorang tidak ada sangkut pautnya dengan bidang pekerjaan atau status yang diraih dengan usaha. Pembedaannya hanya berkaitan dengan ciri-ciri badaniah saja.

Contoh integrasi contohnya kebudayaan kelompok etnis Cina di Indonesia. Pada kini ini etnis Cina sudah sanggup diterima sebagai bab dari masyarakat Indonesia, mereka sudah sanggup dengan leluasa menyelenggarakan segala bentuk peribadahan sesuai dengan kepercayaan yang diyakininya. Pertunjukkan kesenian etnis Cina pun semakin marak dan ditonton oleh banyak sekali kalangan di masyarakat.

Faktor-faktor yang mendukung integrasi sosial di Indonesia antara lain:
  1. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama. Dalam hal ini ialah pancasila. Pancasila hendaknya dijadikan pegangan, pedoman, dan tujuan dari semua kelompok yang ada serta menjadi nilai kehidupan yang mengatur kehidupan berbangsa.
  2. Adanya rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi. Kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat hendaknya menyadari bahwa mereka mempunyai satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, sehingga sanggup meminimalisir adanya keinginan-keinginan dari kelompok suku bangsa untuk memisahkan diri dari NKRI.

Tidak ada komentar untuk "Perkembangan Kelompok Sosial Dalam Masyarakat"