Lebih Erat Kepada Allah Dengan Mengamalkan Salat Sunnah

Salat sunnah yakni salat yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah saw. secara rutin, menyerupai salat-salat rawatib, salat duhā, witir, dan sebagainya. Salat-salat sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah adalah: salat Idul Fitri, salat Idul Adha (hari raya Haji/Qurban), salat Kusūfi Syamsi (gerhana matahari), salat khusūful Qomari (gerhana bulan), dan salat Istisqā (memohon hujan).

Salat sunnah munfarīd yakni salat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun salat sunnah yang dilaksanakan secara munfarīd yakni salat rawatib, salat tahiyatul masjid dan salat istikharah. Sebagian salat sunnah boleh dilaksanakan secara berjama’ah atau boleh dilaksanakan secara munfarīd. Adapun macam-macamnya adalah: salat tarawih, salat witir, salat «uha, salat tahajjud, dan salat tasbih.
Salat sunnah yakni salat yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah saw Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Salat Sunnah
A. Salat Sunnah Berjamaah
No.Keterangan
1.Salat Idul Fitri
Salat Idul Fitri yakni salat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan puasa bulan ampunan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan salat sunnah ini yakni sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan).

Waktu untuk melaksanakan salat Idul Fitri itu yakni setelah terbit matahari hingga tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut. Tata cara Salat Idul Fitri sebagai berikut :
  1. Imam memimpin pelaksanaan salat Idul Fitri diawali dengan niat yang nrimo di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya yakni :
أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى

Artinya :
“Saya berniat salat sunnah Idul Fitri dua rakaat alasannya yakni Allah ta’ala.”
  1. Pada rakaat pertama setelah membaca do’a iftitah bertakbir sambil mengangkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan lainnya disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Artinya :
“Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tida Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar.”
  1. Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al-Qur`ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā.
  2. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan di antara setiap takbir disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu membaca surah al-Fātihāh dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah al-Gāsyiyah.
  3. Salat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khatib mengumandangkan khutbah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka dengan takbir sembilan kali dan khutbah yang kedua dibuka dengan takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu kali.
2.Salat Idul Adha
Salat Idul Adha yakni salat yang dilaksanakan pada hari raya Qurban atau hari raya Idul Adha. Salat ini dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan pelaksanaan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Bagi orang yang tidak sedang
melaksanakan ibadah haji, aturan melaksanakan salat Idul Adha yakni sunnah muakkad (sangat dianjurkan).

Hampir semua ketentuan dan tata cara salat Idul Adha sama dengan salat Idul Fitri. Baik menyangkut waktu pelaksanaannya, hukumnya, dan tata caranya. Adapun perbedaannya hanya pada niatnya. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya yakni :
أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَــــــــالَى

Artinya :
“Saya berniat salat sunnah idul adha dua rakaat alasannya yakni Allah ta’ala.”
3.Salat Kusūf (Gerhana Matahari)
Salat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) yakni salat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. Hukum melaksanakan salat ini yakni sunnah muakkad. Waktu pelaksanaan salat kusūf yakni mulai terjadinya gerhana matahari hingga matahari kembali tampak utuh menyerupai semula. Tata cara pelaksanaan salat gerhana matahari
secara rinci sebagai berikut :
  1. Berniat untuk salat kusūf (salat gerhana matahari). Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan bacaan niatnya yakni :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat salat gerhana matahari dua rakaat alasannya yakni Allah ta’ala”.
  1. Setelah takbiratul ihram dan selesai membaca doa iftitah dilanjutkan membaca surah al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang.
  2. Rukuk yang usang dan panjang dengan membaca tasbih sebanyakbanyaknya.
  3. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah” tangan kembali bersedekap di dada.
  4. Membaca surah al-Fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al- Qur’ān yang lain.
  5. Kembali melaksanakan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya.
  6. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah”
  7. Sujud menyerupai biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan dibanding dengan salat pada umumnya.
  8. Duduk di antara dua sujud menyerupai biasa.
  9. Sujud yang kedua agak dipanjangkan.
  10. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan.
  11. Pada sujud yang terakhir rakaat yang kedua dianjurkan untuk memperbanyak istigfar dan tasbih untuk memohon ampunan kepada Allah Swt.
  12. Setelah selesai salat, imam atau khatib berdiri memberikan khutbah dengan pesan yang pada dasarnya gerhana yakni salah satu insiden yang memperlihatkan kekuasaan Allah Swt. Meskipun merupakan sumber energi yang utama, matahari juga makhluk Allah yang mempunyai kekurangan dan kelemahan
4.Salat Kusūf (Gerhana Bulan)
Salat sunnah khusuf (khusūful qamari) yakni salat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi insiden gerhana bulan. Hukum melaksanakan salat ini yakni sunnah muakkad. Sedangkan waktu salat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan hingga bulan tampak utuh kembali.

Adapun tata cara peksanaannya hampir sama dengan pelaksanaan salat gerhana matahari; yang membedakan yakni bunyi niatnya. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya yakni :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat salat gerhana bulan dua rakaat alasannya yakni Allah ta’ala”.
5.Salat Istisqa (Memohon Hujan)
Salat sunnah istisqā yakni salat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada dikala terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapat air.

Sebelum dilaksanakannya salat istisqā dibutuhkan untuk berpuasa selama empat hari berturut-turut. Selanjutnya bertaubat kepada Allah Swt. dari segala kesalahan dan dosa, serta menghentikan segala bentuk perbuatan maksiat, serakah, dan merusak lingkungan.Adapun tata cara melaksanakan Salat istisqā sebagai berikut:.
  1. Setelah semua bersiap untuk salat, muazin tidak perlu mengumandangkan azān dan iqamah, cukup dengan seruan:“Mari salat berjamaah”
  2. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya yakni :
اُ صَلِّيْ سُنّةَ الْاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya :
Saya berniat Sholat sunnah istisqo’ dua rakaat (sebagai imam/ma’mum) alasannya yakni Allah Ta’alaa
  1. Salat sunnah Istisqa dilaksanakan dua rakaat. Setelah membaca surah al-Fatihah dilanjutkan membaca surah-surah yang panjang.
  2. Setelah salam, khatib membaca dua khutbah. Pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca istigfar sembilan kali dan yang kedua dimulai dengan membaca istigfar tujuh kali.

B. Salat-salat Sunnah Munfarīd
Salat sunnah munfarīd yakni Salat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun salat sunnah yang dilaksanakan secara munfarīd yakni sebagai berikut: Salat Rawātib, Salat Tahiyyatul Masjid, dan Salat Istikhārah
No.Keterangan
1.Salat Rawātib
Salat sunnah rawātib yakni salat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi salat far«u, baik sebelum maupun sesudahnya. Ditinjau dari segi hukumnya, salat rawatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: Salat rawātib mu`akkadah dan salat rawātib gairu
mu`akkad.
  1. Salat rawātib mu`akadah (salat rawātib yang sangat dianjurkan) yaitu: Dua rakaat sebelum salat Zuhur, Dua rakaat setelah salat Zuhur, Dua rakaat setelah salat Magrib, Dua rakaat setelah salat Isya, dan Dua rakaat sebelum salat Subuh.
  2. Salat rawātib gairu mu`akkadah (salat rawātib yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan) yaitu: Dua rakaat sebelum Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah), Dua rakaat setelah Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah), Empat rakaat sebelum Asar, dan Dua rakaat sebelum Magrib.

Jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, salat rawātib ini terbagi menjadi dua yaitu :
  1. Qabliyyah (dikerjakan sebelum salat fardu), dan
  2. Ba’diyyah (dikerjakan setelah salat fardu).

Tata cara melaksanakan salat sunnah rawātib sebagai berikut:
  1. Niat berdasarkan waktunya.
  2. Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah.
  3. Salat sunnah rawatib ini dilaksanakan secara munfarīd (sendirian).
  4. Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat.
  5. Membaca dengan bunyi yang tidak dinyaringkan menyerupai pada dikala melaksanakan salat Zuhur dan salat Asar.
  6. Salat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak bisa boleh dengan duduk, atau jikalau masih tidak bisa boleh berbaring.
  7. Sebaiknya berpindah sedikit dari daerah salat fardu tetapi tetap menghadap kiblat.

Contoh tata cara melaksanakan salat rawātib qabliyyah Zuhur :
  1. Berniat salat rawātib qabliyyah Zuhur. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya yakni :
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَ
Artinya :
“Saya berniat salat qabliyyah Zuhur dua rakaat alasannya yakni Allah Ta’ala.”
  1. Takbirātul ihrām
  2. Salat dua rakaat menyerupai tata cara Salat pada umumnya.
  3. Salam.
2.Salat Tahiyyatul Masjid
Salat tahiyyatul masjid yakni salat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Salat sunnah ini merupakan rangkaian adab memasuki masjid. Pada dikala kita hendak masuk ke masjid, disunnahkan untuk mendahulukan kaki kanan seraya berdoa :

اَللَّهُمّ اغْفِرْلِي ذُنُوْبِي،َ وَافْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Artinya :
“Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku”.
Jika kita sudah masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan salat sunnah dua rakaat. Adapun tata caranya sebagai berikut :
  1. Berniat salat tahiyyatul masjid. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Bunyi niatnya kalau diucapkan sebagai berikut :
اُصَلِّى سُنَّةً تَحِيَّةُ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَ
Artinya :
“Saya berniat salat sunnah tahiyyatul masjid dua rakaat alasannya yakni Allah ta’ala.”
  1. Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihrām, membaca doa iftitāh, surah al-Fātihah, dan seterusnya hingga salam.
3.Salat Istikhārah
Salat istikhārah yakni salat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. dalam memilih pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Salat istikharah tertuju pada suatu keinginan atau keinginan yang sudah nampak adanya, tetapi masih ragu-ragu dalam memilih pilihannya. Sedangkan salat hajat tertuju pada sebuah keinginan yang
belum kelihatan simpulan dan tujuannya.

Waktu yang terbaik dalam melaksanakan salat istikhārah ini yakni dikala mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu salat tahajjud. Salat istikhārah hukumnya yakni sunnah mu`akkadah bagi orang yang sedang membutuhkan untuk memilih pilihan. Tata cara melaksanakan salat istikhārah sebagai berikut :
  1. Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwudu.
  2. Melaksanakan salat istikhārah dengan diawali niat. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya :
“ Saya berniat salat sunnah istikhārah dua rakaat alasannya yakni Allah Ta’ala.”
  1. Pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah al-Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
  2. Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-Ikhlās boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.
  3. Setelah salat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah yang diajarkan Nabi Muhammad saw. sebagai berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى
Artinya :
“Ya Allah sebetulnya saya memohon kebaikan dalam urusanku dengan ilmu-Mu, dan saya memohon kepastian dengan kudrat- Mu. Aku memohon keutamaan-Mu Yang agung, Bahwasannya Engkau Maha Kuasa, sedangkan saya tidak berdaya. Engkau mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, engkau mengetahui segala hajatku berupa......., jikalau itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia dan akhirat, maka jadikanlah ia untukku, berkatilah dalam meraihnya, serta mudahkan ia untukku. Engkaupun mengetahui jikalau urusan ini jelek bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah beliau dariku dan jauhkanlah saya darinya, kemudian tetapkanlah kebaikan untukku di mana saja saya berada. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala perkara, kemudian Engkau meridainya.”

C. Salat Sunnah Berjamaah atau Munfarīd
Beberapa salat sunnah berikut ini boleh dilaksanakan secara berjama’ah atau secara munfarīd. Adapun Salat sunnah yang dimaksud yakni :

1. Salat Tarāwih
Salat tarāwih yakni salat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Hukum melaksanakan salat tarāwih yakni sunnah mu’akkadah. Salat tarāwih dilaksanakan setelah Salat Isya’ hingga waktu fajar. Salat tarāwih sanggup dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh
enam rakaat.

Ketika hendak melaksanakan salat tarawih diawali dengan niat. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya yakni :
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat salat tarāwih dua rakaat sebagai makmum alasannya yakni Allah Ta’ala.”

2. Salat Witir
Salat witir yakni salat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukumnya melaksanakannya yakni sunnah mu’akkadah. Adapun waktu salat witir yakni setelah salat Isya’ hingga menjelang fajar salat Subuh.

Ketika hendak melaksanakan salat witir, maka mulailah dengan niat. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niat untuk yang dua rakaat yakni :
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat salat witir dua rakaat alasannya yakni Allah Ta’ala.”
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Jika diucapkan bunyi niat untuk yang satu rakaat yakni :

Artinya :
“Saya berniat salat satu rakaat witir alasannya yakni Allah Ta’ala.”

3. Salat Duha
Salat sunnah duhā atau yang sering disebut dengan salat awwābin duhā yakni salat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul 07.00 atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta) hingga menjelang salat Zuhur.

Kita sanggup melaksanakan salat duhā sebanyak 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat. Tata cara pelaksanaannya tidaklah sulit, sama dengan cara melaksanakan salat pada umumnya. Jika diucapkan bunyi niatnya yakni :
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat salat duhā dua rakaat alasannya yakni Allah Ta’ala.”

4. Salat Tahajjud
Salat sunnah tahajjud yakni salat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Salat tahajjud yakni bab dari qiyāmullail (Salat malam) yang pribadi diperintahkan oleh Allah Swt. melalui firmannya sebagai berikut:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا ﴿ ٧٩
Artinya:
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajjud (sebagai suatu ibadah) pelengkap bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke daerah yang terpuji.”(QS. al-Isra’/17:79)

Tata cara melaksanakan salat tahajjud tidak jauh berbeda dengan salat sunnah yang lain, yaitu :
  1. Dilaksanakan pada waktu setelah salat Isya hingga dengan fajar sidiq (menjelang waktu Subuh) dan setelah tidur.
  2. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi.
  3. Dilaksanakan sendirian (munfarīd) atau berjamaah.
  4. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal.
Jika kita melaksanakan salat tahajjud, banyak manfaat atau keutamaan yang sanggup kita ambil. Keutamaan-keutamaan salat tahajjud adalah:
  1. Dapat membentuk karakter/kepribadian orang saleh.
  2. Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
  3. Dapat mencegah diri dari perbuatan dosa.
  4. Dapat menghapuskan atau menghilangkan dari segala penyakit hati: iri, dendam, tamak, dan lain sebagainya.
  5. Mengobati diri dari penyakit jasmani.

Ketika hendak melaksanakan salat tahajjud diawali dengan niat yang nrimo di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya yakni :
اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat salat tahajjud dua rakaat alasannya yakni Allah Ta’ala.”

5. Salat Tasbih
Salat sunnah tasbih yakni salat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Salat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam salat. Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan salat tasbih ini terdiri dari dua macam cara, yaitu :
  1. Jika dilaksanakan di malam hari, jumlah rakaatnya ada empat dengan dua kali salam.
  2. Jika dilaksanakan di siang hari, jumlah rakaatnya ada empat dan sekali salam.

Ketika hendak melaksanakan salat tasbih pada malam hari diawali dengan niat salat tasbih dua rakaat, kemudian dua rakaat lagi. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya yakni :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat salat tasbih dua rakaat alasannya yakni Allah Ta’ala.”

Jika dikerjakan pada siang hari maka pribadi empat rakaat. Niat salat harus dilakukan dengan nrimo di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya yakni :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya :
“Saya berniat shalat tasbih empat rakaat alasannya yakni Allah ta’ala”

Pada rakaat pertama urutan salat tasbih dan jumlah bacaan tasbihnya sebagai berikut :
  1. Setelah membaca surah al-Fatihah dan surat-surat pendek, membaca tasbih 15 kali,
  2. Ketika ruku’ (setelah membaca do’a ruku’) membaca tasbih 10 kali.
  3. Ketika bangkit dari ruku’ (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  4. Ketika sujud pertama (setelah membaca do’a sujud) membaca tasbih 10 kali.
  5. Ketika duduk di antara dua sujud (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  6. Ketika sujud kedua (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  7. Ketika akan berdiri untuk rakaat yang kedua duduk dulu (duduk istirahat) membaca tasbih 10 kali,

Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali.
Dengan demikian apabila kita hitung jumlah bacaan tasbih tiap satu rakaat yakni 75 kali. Berarti jumlah keseluruhan bacaan tasbih dalam salat tasbih yakni 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.

D. Hikmah Salat Sunnah
Hikmah melaksanakan salat sunnah sebagai berikut:
  1. Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt.
  2. Menambah kesempurnaan salat fardu. Melaksanakan salat sunnah memperlihatkan manfaat untuk menyempurnakan salat fardu baik dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan salat fardu.
  3. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt.
  4. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas banyak sekali karunia besar yang sering kurang kita sadari. .
  5. Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering dipakai untuk salat sunnah. salat yang dianjukan dilaksanakan berjamaah diutamakan dilaksanakan di masjid sedangkan salat sunnah yang pelaksanakannya secara munfarīd (sendiri) sebaiknya dilaksanakan di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.
  6. Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram. Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke darul abadi yakni dengan ketaqwaan.

Tidak ada komentar untuk "Lebih Erat Kepada Allah Dengan Mengamalkan Salat Sunnah"