Keteladanan Rasulullah Saw. Dan Sahabatnya

Nabi Muhammad saw. memperoleh gelar ”al-Amín”, artinya orang yang sanggup dipercaya. Beliau menerima gelar tersebut alasannya yaitu bersikap jujur dan sanggup dipercaya. Beliau juga sayang terhadap anak, keluarga, orang renta dan masyarakat, serta peduli terhadap lingkungan. Nabi Muhammad saw. sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Artinya, anutan dia untuk kebaikan insan hidup di dunia dan di akhirat.

Abu Bakar mempunyai sifat lemah lembut, sabar, pantang menyerah, berwibawa, dermawan, adil dan bijaksana, serta suka bermusyawarah. Umar bin Khattab mempunyai sifat cerdas, tegas, pemberani , berwibawa, sederhana, bijaksana, bermusyawarah, dan sangat mengutamakan kepentingan rakyat. Usman bin Affan mempunyai sifat santun, sabar, dermawan, adil, sederhana, dan sangat saleh. Ali bin Abi Thalib mempunyai sifat tegas, cerdas, adil, pandai, sabar dan tabah; sangat
membela kebenaran, sangat pemberani.

A. Kejujuran dan Kasih Sayang Rasulullah saw.
1. Nabi Muhammad saw. ”al-Amin ”
Nabi Muhammad saw. populer sangat jujur. Pada ketika Nabi Muhammad saw. bantu-membantu dengan orang-orang Quraisy diminta untuk memperbaiki Ka’bah. Bangsa Quraisy berselisih perihal siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula.

Rasulullah meletakan Hajar Aswad di tengah-tengan selendang dan meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah saw-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut. Para sahabat dan pengikutnya sangat menghormati dan menyayangi dia sehingga dia diberi gelar ”al-Amin”, artinya orang yang sanggup dipercaya.

2. Kasih Sayang Rasulullah saw. terhadap Anak, Keluarga, Orang Tua, dan Masyarakat
Pada zaman Jahiliyah, penduduk Mekah tidak menghargai anak perempuan. Namun, Nabi Muhammad saw. justru menggendong putrinya Fatimah yang masih balita sambil Tawaf – mengelilingi Ka’bah.

Rasulullah saw. juga menyayangi cucunya yang berjulukan Hasan dan Husein. Sebagaimana dikisahkan dalam hadis dia yang artinya berikut ini.
”Nabi Muhammad saw. mencium cucunya Hasan bin Ali r.a., sedangkan di dekat dia ada Aqra’ bin Hābis. Aqra’ berkata: ”Aku mempunyai sepuluh anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorang pun di antara mereka.” Mendengar hal itu, Rasulullah saw. memandang Aqra’ kemudian bersabda: "Barangsiapa tidak mau berbelas kasih, maka ia tidak akan mendapatkan belas kasih.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw., mengajarkan pula untuk hormat kepada orang renta ibarat dalam hadis yang artinya berikut ini.
”Aku (Ibnu Mas’ud) pernah bertanya kepada Nabi saw. ... ”Amal apakah yang paling disukai oleh Allah Swt.?” Nabi saw. bersabda: ”Mengerjakan salat sempurna pada waktunya.” Aku bertanya lagi: ”Kemudian apa?” Nabi saw. menjawab: ”Berbaktilah kepada kedua orang tua.” Aku kembali bertanya: ”Lalu apa lagi?” Nabi saw. menjawab: ”Jihad fisabilillah.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw. tidak pernah menyakiti hati orang lain. Hal itu sanggup dibuktikan dalam hadis dia yang artinya:
” Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

3. Kepedulian Rasulullah saw. terhadap Lingkungan
Kepedulian Rasulullah saw. terhadap lingkungan hidup tercermin pada sikap dia antara lain, sebagai berikut.
  1. Nabi Muhammad saw. sangat irit dalam mempergunakan air; itu dibuktikan pada proposal dia supaya tidak berlebihan dalam pemakaian air dalam berwudu’.
  2. Nabi Muhammad saw. mengajarkan supaya tidak melaksanakan kerusakan di muka bumi ini.

4. Nabi Muhammad saw. sebagi Pembawa Rahmat bagi Alam Semesta
Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmatan lil Ălamín atau sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta ini. Tujuan dakwah Nabi Muhammad saw. yaitu untuk mengubah keadaan masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat yang sejahtera menurut agama Tauhid, yaitu agama yang menyakini bahwa Allah Swt.

Nabi Muhammad saw. selain mengajak kaumnya untuk mengutamakan kemurnian aqidah dan selalu menyembah Allah Yang Maha Esa. Beliau juga menanamkan watak terpuji yang membawa kebaikan insan hidup di dunia hingga akhirat. Ketika dia dan pengikutnya hijrah ke Kota Madinah yaitu dia bisa menanamkan sikap persaudaraan antara kaum pendatang (Muhajirin) dengan kaum Ansar sehingga mereka saling menolong untuk membuat tempat yang tertib dan aman.

B. Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw
1. Kepemimpinan Abu Bakar
Abu Bakar yaitu khalifah pertama sesudah Nabi Muhammad saw. wafat. Beliau dilahirkan pada tahun 571 M. Nama lengkap dia yaitu Abdullah bin Abi Khuafah at-Taimi. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. alasannya yaitu ia yaitu paling cepat masuk Islam. Gelar as-Siddiq diberikan alasannya yaitu ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. dalam banyak sekali peristiwa, terutama membenarkan insiden Isra dan Mi’raj.

Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M hingga dengan 634 M. Dalam memilih keputusan, dia selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Beliau selalu membantu rakyat yang kekurangan. Untuk kesejahteraan rakyatnya, dia mendirikan Baitul Mal, yaitu suatu forum yang mengurusi kas dan keuangan negara

2. Kepemimpinan Umar bin Khattab
Umar bin Khattab yaitu khalifah kedua sesudah Abu Bakar. Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab bin Abdul Uzza. Umar bin Khattab menjadi khalifah semenjak tahun 634 M
hingga dengan 644 M. Beliau seorang pemberani, jujur, adil, tegas, bijaksana dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Beliau juga seorang pemimpin yang hidup sederhana dan suka bermusyawarah.

Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai langsung yang sederhana dan bertanggung jawab.  Jasa Khalifah Umar bin Khattab yang hingga ketika ini kita rasakan yaitu penetapan kalender Hijriyah atau penetapan tanggal 1 Muharam sebagai Tahun Baru Hijriyah.

3. Kepemimpinan Usman bin Affan
Khalifah Usman bin Affan memerintah selama dua belas tahun atau dari tahun 644 hingga dengan 656 M. Beliau dikenal sebagai orang kaya dan dermawan.  Di masa pemerintahannya, Usman bin Affan melaksanakan kodifikasi (menyusun atau membukukan) kitab al–Quran alasannya yaitu dia khawatir akan terjadi perbedaan al–Quran.

Beliau membentuk panitia penyusunan al–Quran yang diketuai oleh Zaid bin Sabit dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Panitia tersebut bertugas menyalin ulang ayat-ayat al–Quran dalam sebuah buku yang disebut Mushaf dan diperbanyak 4 (empat) buah (exemplar).

Satu buah disimpan di Madinah yang disebut Mushaf al-Imam atau Mushaf Usmani, empat buah lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah dan Kufah. Di samping itu, dia juga merenovasi Masjid Nabawi di Kota Madinah, dengan cara memperluas dan memperindah bentuknya.
 Beliau menerima gelar tersebut alasannya yaitu bersikap jujur dan sanggup mendapatkan amanah Keteladanan Rasulullah saw. dan Sahabatnya
4. Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib yaitu salah seorang khulafaurrasyidin yang terakhir. Ali merupakan anak dari paman Rasulullah saw., yaitu: Abu Thalib yang selalu membela dakwah Nabi Muhammad saw.. Ali bin Abi Thalib yaitu seorang yang pemberani yang dibuktikan Ali ketika harus menggantikan tidur Rasulullah saw..

Masa pemerintahan Ali kurang lebih selama lima tahun (656-661 M). Ali bin Abi Talib juga seorang pemimpin yang peduli terhadap pendidikan. Beliau mendirikan beberapa madrasah untuk tempat berguru anak-anak. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Ali bin Abi Thalib mengharuskan
pegawainya jujur, cakap, dan bertanggung jawab.

Beliau juga memajukan bidang Ilmu Bahasa, serta berbagi bidang pembangunan, terutama di Kota Kufah sebagai sentra Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ilmu Nahwu dan ilmu pengetahuan lainnya.

Materi Diskusi:
”Gunawan dan Budi yaitu sobat akrab. Namun, keduanya mempunyai sifat yang bertolak belakang. Gunawan suka menolong siapa saja, bahkan ia rela berhari-hari tidak jajan di kantin asalkan bisa menolong orang. Budi sebaliknya, ia sangat kikir. Meskipun tiap hari orang tuanya memberi uang jajan, namun Budi jarang membelanjakannya. Ia lebih suka kalau temannya membelikan masakan atau minuman gratis untuknya.”
Sikap gunawan yang suka menolong siapa saja sangat manis dan sanggup dijadikan contoh, sedangkan sifat kebijaksanaan yang kikir dan lebih bahagia kalau ditraktir sobat sebaiknya jangan ditiru.

Tidak ada komentar untuk "Keteladanan Rasulullah Saw. Dan Sahabatnya"