Kerajaan-Kerajaan Islam Di Nusantara
Pada era ke 1 H/7 M, daerah Asia Tenggara mulai berkenalan dengan tradisi Islam. Hal ini terjadi ketika para pedagang Muslim yang berlayar di daerah ini singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara berlangsung beberapa era kemudian.
Tradisi pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara dan Nusantara menawarkan catatan sejarah perihal peranan bangsa Arab, Persia dan Gujarat dalam melaksanakan pelayaran dan perdagangan di daerah ini. Kehadiran mereka di beberap pelabuhan Asia Tenggara pada tahap awal setidaknya telah memperkenalkan kepada penduduk setempat tata cara melaksanakan ibadat Islam.Hal inilah yang merupakan cikal bakal munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang menawarkan imbas dalam peradaban dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Adapun kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yakni sebagai berikut:
A. Kerajaan Samudera Pasai
Kawasan Aceh yang strategis dan berada di pintu masuk Selat Malaka mengakibatkan Aceh sebagai tempat pertemuan para pedagang dari banyak sekali daerah di Nusantara dan para pedagang dari luar negeri, khususnya para pedagang Islam. Oleh alasannya yakni itu, tidak mengherankan kalau imbas Islam sangat berpengaruh di Aceh dan diwujudkan dalam bentuk munculnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
B. Kerajaan Aceh
Nama Aceh menanjak dengan cepat pada era ke-17. Sejak itu seluruh Aceh berada di bawah naungan Aceh Besar yang berpusat di Kutaraja. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh yakni Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).
C. Kerajaan Demak
Nama Aceh menanjak dengan cepat pada era ke-17. Sejak itu seluruh Aceh berada di bawah naungan Aceh Besar yang berpusat di Kutaraja. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh yakni Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).
D. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang yakni penerus dari kerajaan Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura kini itu merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Sultan atau raja pertama kesultanan ini yakni Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi. Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya.
E. Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Pajang yakni penerus dari kerajaan Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura kini itu merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Sultan atau raja pertama kesultanan ini yakni Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi. Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya.
F. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar yakni kerajaan Islam di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Selatan ketika ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama yakni daerah di sekitar Kuin Utara (Banjarmasin sekarang). Namun sehabis keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda, sentra kerajaan dipindahkan ke Martapura. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1526 M dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama.
G.Kerajaan Gowa-Tallo
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi sentra kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang- Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Kemudian semua komunitas bergabung dan setuju membentuk Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa yakni salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan.
H.Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate berdiri pada era ke-13, ibu kotanya terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate di Maluku, juga telah berdiri kerajaan-kerajaan lain, yaitu Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan itu, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak menghasilkan rempah-rempah sehingga Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab. Selain didatangi para pedagang, Ternate juga mempunyai kapal-kapal dagang yang sering berlayar ke daerah-daerah lain.
I. Kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate berdiri pada era ke-13, ibu kotanya terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate di Maluku, juga telah berdiri kerajaan-kerajaan lain, yaitu Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan itu, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak menghasilkan rempah-rempah sehingga Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab. Selain didatangi para pedagang, Ternate juga mempunyai kapal-kapal dagang yang sering berlayar ke daerah-daerah lain.
Tradisi pelayaran dan perdagangan di Asia Tenggara dan Nusantara menawarkan catatan sejarah perihal peranan bangsa Arab, Persia dan Gujarat dalam melaksanakan pelayaran dan perdagangan di daerah ini. Kehadiran mereka di beberap pelabuhan Asia Tenggara pada tahap awal setidaknya telah memperkenalkan kepada penduduk setempat tata cara melaksanakan ibadat Islam.Hal inilah yang merupakan cikal bakal munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara yang menawarkan imbas dalam peradaban dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Adapun kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yakni sebagai berikut:
A. Kerajaan Samudera Pasai
Kawasan Aceh yang strategis dan berada di pintu masuk Selat Malaka mengakibatkan Aceh sebagai tempat pertemuan para pedagang dari banyak sekali daerah di Nusantara dan para pedagang dari luar negeri, khususnya para pedagang Islam. Oleh alasannya yakni itu, tidak mengherankan kalau imbas Islam sangat berpengaruh di Aceh dan diwujudkan dalam bentuk munculnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
Samudera Pasai | |
---|---|
Berdiri | Lahirnya kerajaan Islam yang pertama di Indonesia itu diperkirakan mulai awal atau pertengahan era ke-13 M. |
Lokasi | Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. |
Bukti | Adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudera Pasai. Dari nisan itu sanggup diketahui bahwa raja pertama Samudera Pasai, Sultan Malik Al- Saleh meninggal pada bulan bulan ampunan tahun 696 H yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M. |
B. Kerajaan Aceh
Nama Aceh menanjak dengan cepat pada era ke-17. Sejak itu seluruh Aceh berada di bawah naungan Aceh Besar yang berpusat di Kutaraja. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh yakni Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).
Kerajaan Aceh | |
---|---|
Berdiri | Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496.. |
Lokasi | Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Indonesia. |
Bukti | Dalam sejarahnya, Kerajaan Aceh menyebarkan referensi dan sistem pendidikan militer, mempunyai janji untuk menentang imperialisme bangsa Eropa, serta mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan. Berikut ini yakni beberapa peninggalan kerajaan Aceh pada jaman dahulu : Masjid Raya Baiturrahman, Taman Sari Gunongan, Masjid Tua Indrapuri, Benteng Indra Patra, Makam Sultan Iskandar Muda, dan Hikayat Prang Sabi |
C. Kerajaan Demak
Nama Aceh menanjak dengan cepat pada era ke-17. Sejak itu seluruh Aceh berada di bawah naungan Aceh Besar yang berpusat di Kutaraja. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh yakni Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).
Kerajaan Demak | |
---|---|
Berdiri | Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475. |
Lokasi | Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. |
Bukti | Bukti sejarah yang mengabarkan perihal keberadaan kerajaan ini di masa kemudian sudah cukup banyak didapatkan. Adapun beberapa bukti lain yang berupa peninggalan bersejarah menyerupai bangunan atau benda-benda tertentu juga masih terpelihara sampai sekarang. Beberapa bangunan atau benda peninggalan kerajaan Demak yaitu sebagai berikut :Masjid Agung Demak, Pintu Bledek, Soko Tatal dan Soko Guru, Bedug dan Kentongan, Situs Kolam Wudlu, Maksurah Maksurah (dinding berukir kaligrafi ), Dampar Kencana, dan Piring Campa. |
D. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang yakni penerus dari kerajaan Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura kini itu merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Sultan atau raja pertama kesultanan ini yakni Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi. Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya.
Kerajaan Pajang | |
---|---|
Berdiri | Kerajaan ini didirikan pada final era ke-16 M atau tepatnya pada tahun 1568 dengan Raja pertamanya, yaitu Joko Tingkir yang bergelar Sultan Adiwijaya. |
Lokasi | Kelurahan Pajang - Kota Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo., Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. |
Bukti | Adapun beberapa peninggalan Kerajaan Pajang tersebut di antaranya Masjid Laweyan, makam para darah biru yang terdapat di kompleks masjid, Bandar Kabanaran, Pasar Laweyan, dan kesenian membatik.
|
E. Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Pajang yakni penerus dari kerajaan Demak. Kesultanan yang terletak di daerah Kartasura kini itu merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di daerah pedalaman pulau Jawa. Sultan atau raja pertama kesultanan ini yakni Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi. Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya.
Kerajaan Mataram Islam | |
---|---|
Berdiri | Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586 dan raja pertamanya yakni Sutawijaya yang bergelar “Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama” |
Lokasi | Kerajaan Mataram terletak didaerah Kota Gede sebelah tenggara kota Yogyakarta, Indonesia. |
Bukti | Beberapa peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang sampai kini masih sanggup ditemukan. Ketujuh benda atau bangunan tersebut di antaranya Masjid Kotagede, Meriam Segara Wana dan Syuh Brata, situs pertapaan Kembang Lampir, Kitab Sastra Gending, Pasar Legi, dan kompleks hunian kuno. |
F. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar yakni kerajaan Islam di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Selatan ketika ini. Pusat Kerajaan Banjar yang pertama yakni daerah di sekitar Kuin Utara (Banjarmasin sekarang). Namun sehabis keraton di Kuin dihancurkan oleh Belanda, sentra kerajaan dipindahkan ke Martapura. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1526 M dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudera) sebagai Sultan pertama.
Kerajaan Banjar | |
---|---|
Berdiri | Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin berdiri pada Tahun 1526 |
Lokasi | Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan, Indonesia. |
Bukti | Peninggalan kerajaan Banjar pun cukup fenomenal di kalangan masyarakat sehingga tak heran bukan kalau banyak sekali orang yang mengujungi tempat peninggalan tersebut. Berikut ini peninggalan dari kerajaan Banjar: Candi Agung Amuntai dan Masjid Sultan Suriansyah |
G.Kerajaan Gowa-Tallo
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi sentra kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang- Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Kemudian semua komunitas bergabung dan setuju membentuk Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa yakni salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan.
Kerajaan Gowa-Tallo | |
---|---|
Berdiri | Cerita dari para pendahulu di Gowa menyampaikan bahwa Tumanurung merupakan pendiri Kerajaan Gowa pada awal era ke-14. |
Lokasi | Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan, Indonesia. |
Bukti | Kerajaan ini pun eksis sebagai kerajaan Islam berpengaruh di Sulawesi Selatan. Berikut beberapa peninggalan Kerajaan Gowa Tallo yang masih tersisa: Istana Balla Lompoa, Masjid Katangka, dan Benteng Ujung Pandang. |
H.Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate berdiri pada era ke-13, ibu kotanya terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate di Maluku, juga telah berdiri kerajaan-kerajaan lain, yaitu Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan itu, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak menghasilkan rempah-rempah sehingga Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab. Selain didatangi para pedagang, Ternate juga mempunyai kapal-kapal dagang yang sering berlayar ke daerah-daerah lain.
Kerajaan Ternate | |
---|---|
Berdiri | Kerajaan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 |
Lokasi | Kerajaan Ternate terletak di Ternate, Maluku Utara, Indonesia. |
Bukti | Ketika menjadi Sultan, Zainal Abidin kemudian mengadopsi aturan Islam sebagai undang-undang kerajaan dan membangun madrasah. Berikut di antara jejak peninggalan kerajaan Ternate :Istana Sultan Ternate,Masjid dan Makam,Alquran goresan pena tangan raja, tempat berdoa, bendera atau panji-panji dengan ayat-ayat Alquran, singgasana, tongkat kebesaran pedang, tombak, senapan, topi militer, baju besi, tameng, dan perisai. |
I. Kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate berdiri pada era ke-13, ibu kotanya terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate di Maluku, juga telah berdiri kerajaan-kerajaan lain, yaitu Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan itu, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak menghasilkan rempah-rempah sehingga Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab. Selain didatangi para pedagang, Ternate juga mempunyai kapal-kapal dagang yang sering berlayar ke daerah-daerah lain.
Kerajaan Ternate | |
---|---|
Berdiri | Menurut catatan Kesultanan Tidore, kerajaan ini berdiri semenjak Jou Kohlano Sahjati naik tahta pada 12 Rabiul awal 502H (1108M) |
Lokasi | Kerajaan Ternate terletak di Kota Tidore, Maluku Utara, Indonesia. |
Bukti | Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1789-1805 M), yaitu seorang penguasa yang berani dan cerdas. Pada tahun 1801 M. ia menyerang Ternate sehingga Ternate dan Tidore berhasil dipersatukan. Beberapa peninggalan Kerajaan Ternate diantaranya adalah Benteng Torre dan Tahula dan Kadato Kie (Istana Kie) |
Tidak ada komentar untuk "Kerajaan-Kerajaan Islam Di Nusantara"
Posting Komentar