Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan
Mengapresiasi suatu karya seni berarti menilai atau menghargai karya seni tersebut. Ada banyak hal yang sanggup dijadikan dasar penilaian, diantaranya: komposisi, warna, fungsi, dan nilai keindahan karya seni tersebut. Dalam goresan pena ini hanya akan dibahas mengenai cara mengapresiasi karya seni menurut fungsi dan keindahannya.
Seni rupa terapan bekerjasama dekat kehidupan masyarakat nusantara. Selain sebagai sarana keindahan, seni rupa terapan juga sanggup berkhasiat sebagai alat pemenuhan kebutuhan daerah tinggal, pemenuhan kebutuhan sandang, pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, pemenuhan kebutuhan pangan, kenyamanan transportasi, kenyamanan dalam beribadah, dan sarana aktualisasi diri.
1. Kesesuaian Fungsi
Fungsi karya seni dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi aplikasi. Karya seni dikatakan berfungsi estetis bila karya seni tersebut sengaja dibentuk untuk dinikmati keindahannya saja, contohnya lukisan-lukisan Affandi dan patung -patung tanah liat karya F. Widayanto.
Sebaliknya, suatu karya seni dikatakan berfungsi aplikasi bila karya seni tersebut sengaja dibentuk untuk dipakai atau difungsikan sebagai alat, wadah, pakaian, perhiasan, atau hiasan bangunan. Dalam kenyataannya suatu karya seni sanggup mengalami penyimpangan fungsi. Ini berarti suatu karya seni tidak difungsikan sebagaimana tujuan penciptaannya. Berikut ini beberapa apresiasi karya seni rupa menurut kesesuaian fungsinya.
Pada awalnya benda-benda pakai mempunyai bentuk yang sangat sederhana. Sebagai contoh, daerah minum dari tanah liat hanya berupa kendi dengan bentuk-bentuk yang kurang variatif. Namun, kini bentuk-bentuk benda pakai mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak daerah minum diciptakan dari banyak sekali jenis materi dan bentuk.
Perkembangan dalam bentuk dan materi juga dialami oleh benda pakai lain. Berikut ini beberapa pola apresiasi karya seni rupa terapan dari segi keindahan.
Seni rupa terapan bekerjasama dekat kehidupan masyarakat nusantara. Selain sebagai sarana keindahan, seni rupa terapan juga sanggup berkhasiat sebagai alat pemenuhan kebutuhan daerah tinggal, pemenuhan kebutuhan sandang, pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, pemenuhan kebutuhan pangan, kenyamanan transportasi, kenyamanan dalam beribadah, dan sarana aktualisasi diri.
1. Kesesuaian Fungsi
Fungsi karya seni dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi aplikasi. Karya seni dikatakan berfungsi estetis bila karya seni tersebut sengaja dibentuk untuk dinikmati keindahannya saja, contohnya lukisan-lukisan Affandi dan patung -patung tanah liat karya F. Widayanto.
Sebaliknya, suatu karya seni dikatakan berfungsi aplikasi bila karya seni tersebut sengaja dibentuk untuk dipakai atau difungsikan sebagai alat, wadah, pakaian, perhiasan, atau hiasan bangunan. Dalam kenyataannya suatu karya seni sanggup mengalami penyimpangan fungsi. Ini berarti suatu karya seni tidak difungsikan sebagaimana tujuan penciptaannya. Berikut ini beberapa apresiasi karya seni rupa menurut kesesuaian fungsinya.
- Patung dibentuk untuk dipajang dan dinikmati keindahannya. Patung pengantin tidak mengalami penyimpangan fungsi. Patung tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu sebagai benda pajangan/hias.
- Rumah dipakai sebagai daerah tinggal. Arsitek telah merancang bangunan yang kokoh. Rumah tidak mengalami penyimpangan fungsi yaitu sebagai daerah tinggal.
- Jambangan bunga tidak saja dipakai untuk menaruh bunga, tetapi juga dipajang sebagai hiasan dalam lemari berkaca bening. Hal ini membuktikan jambangan bunga telah mengalami perubahan fungsi.
- Demikian juga tempayan-tempayan dari gerabah tidak hanya berfungsi sebagai daerah air, tetapi menjadi benda hiasan (elemen estetis) pada sebuah taman. Tempayan dan gerabah telah mengalami perubahan fungsi.
- Kursi pada gambar di atas dipakai sebagai daerah duduk sehingga dingklik (dipan) tidak mengalami perubahan fungsi.
Pada awalnya benda-benda pakai mempunyai bentuk yang sangat sederhana. Sebagai contoh, daerah minum dari tanah liat hanya berupa kendi dengan bentuk-bentuk yang kurang variatif. Namun, kini bentuk-bentuk benda pakai mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak daerah minum diciptakan dari banyak sekali jenis materi dan bentuk.
Perkembangan dalam bentuk dan materi juga dialami oleh benda pakai lain. Berikut ini beberapa pola apresiasi karya seni rupa terapan dari segi keindahan.
- Keartistikan atau keindahan desain lemari di atas tidak diutamakan. Desain lemari lebih menekankan pada fungsinya, yaitu sebagai wadah atau daerah pakaian.
- Kursi yang tampak pada gambar di atas didesain atau dirancang dengan bentuk yang artistik. Kursi dengan bentuk-bentuk yang demikian ini belum tentu nyaman sebagai daerah duduk alasannya ialah lebih mengutamakan nilai keartistikannya.
- Pakaian dirancang oleh para desainer selalu mengedepankan nilai dan unsur unsur seni rupa biar para pemakai busana yang dibuatnya sanggup terlihat lebih menarik.
- Bentuk dingklik dan meja tidak hanya dibentuk menurut fungsi dasarnya, yaitu dingklik sebagai daerah duduk dan meja sebagai daerah menaruh barang. Lebih dari itu, dingklik dan meja dibentuk dengan lebih menekankan nilai artistik atau keindahannya.
Tidak ada komentar untuk "Apresiasi Karya Seni Rupa Terapan"
Posting Komentar