Rino Si Warak Jawa
Badak jawa (Rhinoceros sondaicus)adalah spesies rino yang paling langka diantara lima spesies rino yang ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah Badan Konservasi Dunia IUCN, yaitu dikategorikan sangat terancam ataucritically endangered, ”satu tingkat saja dibawah kepunahan.” Berikut ini ialah dongeng mengenai Rino si Badak Jawa yang diambil dari (www.indonesia-bertutur.com).
Rino si Badak Jawa
Rino ialah rino jawa yang tinggal di hutan Ujung Kulon, Jawa Barat. Rino erat dengan Kila kelinci dan Tupi tupai. Suatu hari, Kila dan Tupi melihat Rino sedang bersedih.
“Ada apa, Rino? Biasanya kau selalu ceria,” sapa Kila kelinci.
“Aku sedang sedih. Kata Ridho sepupuku, jumlah rino jawa semakin sedikit. Kami rino jawa masih sering diincar pemburu liar yang menyelinap masuk ke hutan. Aku khawatir ditangkap pemburu,” jawab Rino.
“Kasihan sekali kamu, Rino,” kata Tupi.
“Iya, para pemburu liar itu mengincar cula rino yang katanya berharga mahal,” lanjut Rino lesu.
“Kamu hening saja, Rino. Kami berdua akan melindungimu dari bahaya para pemburu liar,” lanjut Tupi.
Keesokan hari, Kila dan Tupi terkejut. Saat mereka hendak menemui Rino, tiba-tiba mereka melihat dua orang berwajah angker membawa senjata api di hutan.
“Jangan-jangan… mereka mau berburu Rino?” kata Tupi.
“Iya, kita harus memberi tahu Rino semoga segera lari!” tanggap Kila.
Namun, terlambat. Para pemburu ternyata sudah melihat Rino lebih dulu.
“Itu dia! Badak jawa yang kita cari. Segera siapkan senapan!” kata seorang pemburu.
Tupi dan Kila pun tersentak. “Wah, kita harus bertindak menyelamatkan sahabat kita!” seru Tupi.
Saat dua pemburu itu sudah bersiap membidik Rino, tiba-tiba Tupi dan Kila melompat ke masing-masing kepala kedua pemburu liar itu dan menarik rambut mereka.
“Rino, cepat lari! Ada pemburu liar!” teriak Kila.
Rino kemudian menoleh. Ia kemudian segera lari ke arah selatan hutan.
Tupi dan Kila pun kabur ke semak-semak, meninggalkan kedua pemburu yang marah.
“Aduh, bajing dan kelinci itu bikin kacau rencana kita! Badak jawa buruan kita sudah kabur!” kata seorang pemburu.
Tupi dan Kila bergegas menyusul Rino ke hutan yang lebih aman.
“Berkat pertolongan kalian, saya selamat!” Rino berterima kasih.
“Oh, ini sudah kewajiban kami menolong sahabat yang sedang kesulitan,” kata Tupi.
“Ya, kami juga ingin membantu keluarga besarmu rino jawa semoga selamat dari kepunahan,” timpal Kila.
Akhirnya, ketiga sahabat itu bermain bersama lagi.
Lakukanlah acara berikut ini.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini menurut bacaan tersebut.
1. Siapakah tokoh utama pada dongeng tersebut?
Buatlah sebuah poster yang menjelaskan segala info yang berafiliasi dengan rino jawa. Ikutilah petunjuk berikut ini.
Rino si Badak Jawa
Rino ialah rino jawa yang tinggal di hutan Ujung Kulon, Jawa Barat. Rino erat dengan Kila kelinci dan Tupi tupai. Suatu hari, Kila dan Tupi melihat Rino sedang bersedih.
“Ada apa, Rino? Biasanya kau selalu ceria,” sapa Kila kelinci.
“Aku sedang sedih. Kata Ridho sepupuku, jumlah rino jawa semakin sedikit. Kami rino jawa masih sering diincar pemburu liar yang menyelinap masuk ke hutan. Aku khawatir ditangkap pemburu,” jawab Rino.
“Kasihan sekali kamu, Rino,” kata Tupi.
“Iya, para pemburu liar itu mengincar cula rino yang katanya berharga mahal,” lanjut Rino lesu.
“Kamu hening saja, Rino. Kami berdua akan melindungimu dari bahaya para pemburu liar,” lanjut Tupi.
Keesokan hari, Kila dan Tupi terkejut. Saat mereka hendak menemui Rino, tiba-tiba mereka melihat dua orang berwajah angker membawa senjata api di hutan.
“Jangan-jangan… mereka mau berburu Rino?” kata Tupi.
“Iya, kita harus memberi tahu Rino semoga segera lari!” tanggap Kila.
Namun, terlambat. Para pemburu ternyata sudah melihat Rino lebih dulu.
“Itu dia! Badak jawa yang kita cari. Segera siapkan senapan!” kata seorang pemburu.
Tupi dan Kila pun tersentak. “Wah, kita harus bertindak menyelamatkan sahabat kita!” seru Tupi.
Saat dua pemburu itu sudah bersiap membidik Rino, tiba-tiba Tupi dan Kila melompat ke masing-masing kepala kedua pemburu liar itu dan menarik rambut mereka.
“Rino, cepat lari! Ada pemburu liar!” teriak Kila.
Rino kemudian menoleh. Ia kemudian segera lari ke arah selatan hutan.
Tupi dan Kila pun kabur ke semak-semak, meninggalkan kedua pemburu yang marah.
“Aduh, bajing dan kelinci itu bikin kacau rencana kita! Badak jawa buruan kita sudah kabur!” kata seorang pemburu.
Tupi dan Kila bergegas menyusul Rino ke hutan yang lebih aman.
“Berkat pertolongan kalian, saya selamat!” Rino berterima kasih.
“Oh, ini sudah kewajiban kami menolong sahabat yang sedang kesulitan,” kata Tupi.
“Ya, kami juga ingin membantu keluarga besarmu rino jawa semoga selamat dari kepunahan,” timpal Kila.
Akhirnya, ketiga sahabat itu bermain bersama lagi.
Lakukanlah acara berikut ini.
A. Jawablah pertanyaan berikut ini menurut bacaan tersebut.
1. Siapakah tokoh utama pada dongeng tersebut?
Tokoh utama dalam dongeng ialah Rino si Badak jawa2. Permasalahan apakah yang timbul pada dongeng tersebut?
Badak jawa masih sering diincar pemburu liar yang menyelinap masuk ke hutan.3. Bagaimanakah pemecahan dilema menurut dongeng tersebut?
Kila dan Tupi melindungi Rino dari bahaya para pemburu liar4. Pesan apakah yang sanggup kau petik dari dongeng tersebut?
Menolong sahabat yang sedang kesulitan merupakan kewajiban seorang temanB. Ikutilah dengan saksama isyarat berikut ini.
Buatlah sebuah poster yang menjelaskan segala info yang berafiliasi dengan rino jawa. Ikutilah petunjuk berikut ini.
- Bekerjalah di dalam kelompok yang terdiri atas 3 – 4 orang.
- Carilah info wacana cara rino jawa mendapat makanan, jenis makanannya, habitatnya, dan cara berkembang biaknya.
- Catatlah semua info tersebut dalam buku catatanmu.
- Gambarlah peta yang menunjukkan asal rino jawa dengan dukungan sebuah peta.
- Carilah gambar seekor rino jawa dari banyak sekali sumber. Jika kau tidak mendapatkan, kau sanggup menggambar binatang tersebut pada secarik kertas.
- Gunakan sebuah karton besar untuk meletakkan semua info yang kau dapatkan. Kamu sanggup memakai referensi berikut untuk mengatur tata letaknya.
Tidak ada komentar untuk "Rino Si Warak Jawa"
Posting Komentar